Pengertian
Dalam Wikipedia, Sindrom Guillain-Barré (SGB)
atau radang polineuropati demyelinasi akut adalah peradangan
akut yang menyebabkan kerusakan sel saraf tanpa
penyebab yang jelas. Sindrom ini ditemukan pada tahun 1916 oleh Georges
Guillain, Jean-Alexandre Barré, dan André Strohl. Mereka menemukan sindrom ini
pada dua tentara yang menderita keabnormalan peningkatan produksi protein
cairan otak. Diagnosis SGB dapat dilakukan dengan menganalisa cairan otak dan electrodiagnostic.
Indikasi terjadinya infeksi adalah kenaikan sel darah
putih pada cairan otak. Sedangkan bila menggunakan electrodiagnostic,
dapat melalui pemeriksaan konduksi sel saraf.
·
Guillain-Barre
Syndrome ( GBS ) yaitu salah satu penyakit demyelinating saraf (Nolte 1999)
yang juga merupakan salah satu polineuropati.
·
Merupakan
kumpulan gejala gangguan pada saraf spinalis dan saraf cranialis
·
Paralisis pada
bagian ascenden atau paralisis landry
·
Penyebab belum
diketahui, umumnya terjadi paska infeksi virus (pernafasan dan saluran cerna)
·
Terjadi proses
autoimmune dengan respon inflamasi pada radiks dan saraf tepi (poliradikulopati
dan polineuropati)
·
Terjadi AIDP
(Acute Inflamatory Demyelinating Poliradiculopathy)
·
Umumnya didahului
dengan gangguan respirasi dan gangguan gastrostinal setelah 30 hari.
·
Defisiensi
Motorik dan Sensorik
·
Prevalensi à diumpai
1 hingga 2 kasus per 100 ribu orang
·
Dapat terjadi
pada semua kelompok usia
·
Frekuensi
tertinggi pada dewasa muda
·
Laki-laki >
Perempuan
·
Kulit putih > kulit hitam
Gejala Klinis
·
Sulit dideteksi
pada awal kejadian
1. Gejala berupa flu, demam, headache, pegal dan
10 hari kemudian muncul gejala lemah.
2. Selang 1-4 minggu, sering muncul gejala berupa
:
–
Paraestasia (rasa
baal, kesemutan)
–
Otot-otot lemas
(pada tungkai, tubuh dan wajah)
–
Saraf-saraf
cranialis sering terjadi patologi, shg ganguan gerak bola mata,
mimik wajah, bicara, dll
·
Gangguan
pernafasan (kesulitan inspirasi)
·
Ganggua
saraf-saraf otonom (simpatis dan para simpatis) :
–
Gangguan
frekuensi jantung
–
Ganggua irama
jantung
–
Gangguan tekanan
darah
·
Gangguan
proprioseptive dan persepsi thd tubuh
·
Diikuti rasa
nyeri pada bagian punggung dan daerah lainnya.
Patofisiologi
·
Gangguan sistem
saraf perifer yang terjadi di selubung milin sel schawn.
·
Terjadi proses
demielinisasi yang ditandai dengan gejala paralisis atau parese otot mendadak.
·
Kerusakan axon
dapat terjadi
·
Kerusakan axon
dan demielinisasi terjadi karena proses inflamasi.
·
Radikal bebas dan
protease yang dihasilkan oleh macrofage saat masuk ke selubung mielin.
·
Autoimmun terjadi
karena anti bodi yang bersirkulasi masuk dan mengikat antigen dan menempel
diatas selubung meilin dan mengaktifkan makrofag
·
Inflamasi
selubung meilin mengakibatkan hantaran impuls terhmbat atau terputus.
·
Umumnya yang
terkena pada bagian Anterior nerve root akan tetapi bagian posterior juga dapat
terganggu
·
Umumnya selubung
meilin yang terserang dimulai dari saraf perifer yang paling rendah dan terus
ke level yang diatasnya.
·
Gejala-gejala GBS
menghilang setelah serangan autoimmun berhenti.
·
Kerusakan pada
sel body akan mengakibatkn gangguan yang bersifat permanen.
·
Gangguan berupa
sensorik dan motorik serta gangguan respirasi akibat defisit saraf otonom.
·
Gangguan pada
aspek muskuloskeletal
–
Menurunnya
kekuatan otot dari gengguan konduktifitas saraf
·
Kardiopulmonal
–
Menurunnya fungsi
otot-otot intercostalis, diafragma sehingga ekspansi thoraks menurun.
–
Menurunnya
kapasitas vital paru
–
Ventilasi menurun
·
Saraf Otonom
–
Gangguan dapat
mencapai n. vagus seingga terjadi gangguan parasimpatis
–
Meninggkatnya
tekanan darah
–
Keringat
berlebihan
·
Sensorik
Gangguan sensasi (baal, kesemutan, nyeri dll)
Pemeriksaan FT
Anamnesis
–
Keluhan utama
pasien
·
Rasa lemas
seluruh badan dan disertai adanya rasa nyeri
·
Paraestasia jari
kaki s/d tungkai
·
Progresive
weakness > 1 Ekstremitas
·
Hilangnya refleks
tendon
–
Pendukung
·
Weakness
berkembang cepat dalam 4 minggu
·
Gangguan sensory
Ringan
·
Wajah nampak
lelah meliputi otot-otot bibir terkesan bengkak
·
Tachicardi,
cardiac arytmia, Tekanan Darah labil
·
Tidak ada demam
Inspeksi
–
Tampak kelelahan
pada wajah
–
Otot-otot bibir
terkesan bengkak
–
Kemungkinan
adanya atropi
–
Kemungkinan
adanya tropic change
Palpasi
–
Nyeri tekan pada
otot
Auskultasi
–
Breathsound
terdengar cepat
Vital Sign
–
Blood Preasure
·
Labil (selalu
berubah-ubah)
–
Heart Rate
·
Tachicardy
·
Cardiac arythmia
–
Respiratory Rate
·
Hyperventilasi
Pemeriksaan Fungsi Gerak Dasar
1.
Aktif
·
Kekuatan otot
2.
Pasif
·
Lingkup Gerak
Sendi, endfeel
3.
Tes Isometrik Melawan Tahanan
·
Pada ketiga tes
tersebut dominan menunjukkan adanya kelemahan.
·
Gangguan sendi
dimungkinkan pada kasus yang telah lama
Pemeriksaan Khusus
1.
Kekuatan Otot
·
MMT
2.
Vital Capacity (Spirometry)
3.
Sensorik
·
Dermatom Test
·
Myotom Test
4.
Mobilitas Thorax
·
Mid line lingkar
thorax
5.
Tendon refleks
6.
Lingkar otot
·
Mid line lingkar
otot
7.
ROM
·
ROM Test
(Goniometer)
8.
Fungsional
·
ADL
·
IADL
9.
Laboratorium
·
Lumbar punksi
·
Cairan
cerebrospinal dijumpai peningkatan protein, berisi 10 atau sedikit mononuclear
leukosit/mm3
10. Electro
Diagnostik (EMG)
·
Kecepatan hantar
saraf melemah
Prinsip Penanganan
·
Pemeliharaan
sistem pernapasan
·
Mencegah
kontraktur
·
Pemeliharaan ROM
·
Pemeliharaan
otot-otot besar yng denervated
·
Re-edukasi otot
·
Dilakukan sedini
mungkin :
–
Deep breathing
Exercise
–
Mobilisasi ROM
–
Monitor Kekuatan
Otot hingga latihan ktif dapat dimulai
–
Change position untuk
mencegah terjadinya decubitus
·
Gerak pasif
general ekstermitas sebatas toleransi nyeri untuk mencegah kontraktur
·
Gentle massage
untuk memperlancar sirkulasi darah
·
Edukasi terhadap
keluarga
Prognosis
ü Umumnya sembuh
ü 20 % menyisakan deficit neurologik
ü >1th 67% sembuh yang komplit
ü 20 % menyisakan disability
ü >2 th 8% tdk dpt sembuh