Apa Itu Stroke ??
Menurut World Health Organization (WHO,1995)
stroke didefinisikan sebagai gangguan fungsional otak yang terjadi secara
mendadak dengan tanda dan gejala klinis baik fokal maupun global yang
berlangsung lebih dari 24 jam, atau yang menimbulkan kematian, yang semata-mata
disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak.
Stroke adalah
penyebab kamatian kedua di Indonesia dan penyebab utama kecacatan di dunia.
Cukup banyak orang Indonesia dirawat di rumah sakit karena Stroke dan
komplikasinya. Biasanya Stroke menyerang orang yang berusia diatas 50 tahun
tetapi pada kenyataannya banyak menyerang orang di usia muda bahkan di usia
kurang dari 30 tahun.
Stroke menimbulkan dampak yang sangat besar dari segi ekonomi karena biaya pengobatan dan perawatan yang sangat tinggi. Disamping itu Stroke juga menimbulkan dampak sosial sebagai akibat dari gejala sisa stroke, sehingga penderita tak lagi bisa bekerja seperti sedia kala, hal ini sering menjadi beban keluarganya dan masyarakat karena tidak produktif lagi.
Jadi dari definisi di atas ada 4 hal penting yang harus digaris bawahi mengenai stroke yakni :
Stroke menimbulkan dampak yang sangat besar dari segi ekonomi karena biaya pengobatan dan perawatan yang sangat tinggi. Disamping itu Stroke juga menimbulkan dampak sosial sebagai akibat dari gejala sisa stroke, sehingga penderita tak lagi bisa bekerja seperti sedia kala, hal ini sering menjadi beban keluarganya dan masyarakat karena tidak produktif lagi.
Jadi dari definisi di atas ada 4 hal penting yang harus digaris bawahi mengenai stroke yakni :
·
Adanya gangguan fungsi dari otak
·
Terjadi secara mendadak
·
Ada gejala klinis (tanda-tanda), berlangsung lebih dari 24
jam
·
Penyebab adalah adanya gangguan peredaran darah otak.
Lalu siapa sajakah yang berisiko terkena stroke? Dan mengapa?
Pada prinsipnya, faktor-faktor risiko
dari kejadian stroke dibedakan menjadi 2 kategori besar yakni :
1. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi
Usia : Dari berbagai penelitian, diketahui bahwa semakin tua usia,
semakin besar pula risiko terkena stroke. Hal ini berkaitan dengan adanya
proses degenerasi (penuan) yang terjadi secara alamiah dan pada umumnya pada
orang lanjut usia, pembuluh darahnya lebih kaku oleh sebab adanya plak
(atherosklerosis).
Jenis kelamin : Laki-laki memiliki risiko lebih besar untuk terkena
stroke dibandingkan dengan perempuan. Hal ini mungkin terkait bahwa laki-laki
cenderung merekok. Dan rokok itu sendiri ternyata dapat merusak lapisan dari pembuluh
darah tubuh. Maka waspadalah!
Herediter : Hal ini terkait dengan riwayat stroke pada keluarga. Orang
dengan riwayat stroke pada kelurga, memiliki risiko yang lebih besar untuk
terkena stroke dibandingkan dengan orang tanpa riwayat stroke pada keluarganya.
Ras/ Etnik : Dari berbagai penelitian diyemukan bahwa ras kulit
putih memiliki peluang lebih besar untuk terkena stroke dibandingkan dengan ras
kulit hitam.
2. Faktor yang dapat dimodifikasi
Hipertensi (darah tinggi) : Orang-orang yang tekanan darahnya
tinggi memiliki peluang besar untuk mengalami stroke. Bahkan hipertensi
merupakan penyebab terbesar (etiologi) dari kejadian stroke itu sendiri. Hal
ini disebabkan karena pada kasus hipertensi, dapat terjadi gangguan aliran
darah tubuh dimana diameter pembuluh darah pada nantinya akan mengecil
(vasokontriksi) sehingga darah yang mengalir ke otak pun akan berkurang. Dengan
pengurangan aliran darah otak (ADO) maka otak akan akan kekurangan suplai
oksigen dan juga glukosa (hipoksia), karena suplai berkurang secara terus
menerus, maka jaringan otak lama-lama akan mengalami kematian.
Penyakit Jantung : Adanya penyakit jantung seperti penyakit jantung koroner,
infak miokard (kematian otot jantung) juga merupakan faktor terbesar terjadinya
stroke. Seperti kita ketahui, bahwa sentral dari aliran darah di tubuh terletak
dijantung. Bilamana pusat mengaturan aliran darahnya mengalami kerusakan, maka
aliran darah tubuh pun akan mengalami gangguan. Termasuk aliran darah yang
menuju ke otak. Karena adanya gangguan aliran, jaringan otak pun dapat
mengalami kematian secara mendadak ataupun bertahap.
Diabeter Melitus : Diabetes melitus (DM) atau disebut juga sebagai kencing
manis, memiliki risiko untuk mengalami stroke. Hal ini terkait dengan pembuluh
darah penderita DM yang umumnya menjadi lebih kaku (tidak lentur). Adanya
peningkatan ataupun penurunan kadar glukosa darah secara tiba-tiba juga dapat
menyebabkan kematian jaringan otak.
Hiperkolesterolemia : Hiper = kelebihan.
Hiperkolesterolemia merupakan keadaan dimana kadar kolesterol didalam darah
berlebih. Kolesterol yang berlebih terutama jenis LDL akan mengakibatkan
terbentuknya plak/kerak pada pembuluh darah, yang lama-lama akan semakin banyak
dan menumpuk sehingga lama-lama akan mengganggu aliran darah.
Obesitas : Kegemukan juga merupakan salah satu faktor risiko terjadinya
stroke. Hal tersebut terkait dengan tingginya kadar lemak dan kolesterol dalam
darah pada orang dengan obesitas, dimana biasanya kadar LDL (lemak jahat) lebih
tinggi dibandingkan dengan kadar HDLnya (lemak baik/menguntungkan).
Merokok : Dari penelitian didapatkan, bahwa orang-orang yang merokok
ternyata memiliki kadar fibrinogen darah yang lebih tinggi dibandingkan dengan
orang yang tidak merokok. Peningkatan kadar fibrinogen ini dapat mempermudah
terjadinya penebalan pembuluh darah sehingga pembuluh darah menjadi sempit dan
kaku dengan demikian dapat menyebabtkan gangguan aliran darah.
Stroke dapat dibedakan menjadi dua tipe yang disebabkan oleh ischemik dan
hemoragik. Pada stroke iskemik, aliran darah ke otak terhenti
karena aterosklerotik atau bekuan darah yang telah menyumbat suatu pembuluh
darah, melaui proses aterosklerosis. Pada stroke pendarahan (hemoragik),
pembuluh darah pecah sehingga aliran darah menjadi tidak normal, dan darah yang
keluar merembes masuk ke dalam suatu daerah di otak dan merusaknya.
Secara detil
gejala dan tanda stroke adalah:
- Adanya
serangan defisit neurologis fokal, berupa Kelemahan atau kelumpuhan lengan
atau tungkai atau salah satu sisi tubuh
- Hilangnya
rasa atau adanya sensasi abnormal pada lengan atau tungkai atau salah satu
sisi tubuh. Baal atau mati rasa sebelah badan, terasa kesemutan, terasa
seperti terkena cabai, rasa terbakar
- Mulut, lidah
mencong bila diluruskan
- Gangguan
menelan : sulit menelan, minum suka keselek
- Bicara tidak
jelas (rero), sulit berbahasa, kata yang diucapkan tidak sesuai keinginan
atau gangguan bicara berupa pelo, sengau, ngaco, dan kata-katanya tidak
dapat dimengerti atau tidak dipahami (afasia). Bicara tidak lancar, hanya
sepatah-sepatah kata yang terucap
- Sulit
memikirkan atau mengucapkan kata-kata yang tepat
- Tidak
memahami pembicaraan orang lain
- Tidak mampu
membaca dan menulis, dan tidak memahami tulisan
- Tidak dapat
berhitung, kepandaian menurun
- Tidak mampu
mengenali bagian dari tubuh
- Hilangnya
kendalian terhadap kandung kemih, kencing yang tidak disadari
- Berjalan
menjadi sulit, langkahnya kecil-kecil
- Menjadi
pelupa ( dimensia)
- Vertigo (
pusing, puyeng ), atau perasan berputar yang menetap saat tidak
beraktifitas
- Awal terjadinya
penyakit (Onset) cepat, mendadak dan biasanya terjadi pada saat
beristirahat atau bangun tidur
- Hilangnya
penglihatan, berupa penglihatan terganggu, sebagian lapang pandangan tidak
terlihat, gangguan pandangan tanpa rasa nyeri, penglihatan gelap atau
ganda sesaat
- Kelopak mata
sulit dibuka atau dalam keadaan terjatuh
- Pendengaran
hilang atau gangguan pendengaran, berupa tuli satu telinga atau
pendengaran berkurang
- Menjadi
lebih sensitif: menjadi mudah menangis atau tertawa
- Kebanyakan
tidur atau selalu ingin tidur
- Kehilangan
keseimbangan, gerakan tubuh tidak terkoordinasi dengan baik, sempoyongan,
atau terjatuh
- Gangguan
kesadaran, pingsan sampai tidak sadarkan diri