Tampilkan postingan dengan label FT C : Neuromuskuler. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label FT C : Neuromuskuler. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 30 Juni 2012

Sindroma Guillin-Bare


Pengertian
            Dalam Wikipedia, Sindrom Guillain-Barré (SGB) atau radang polineuropati demyelinasi akut adalah peradangan akut yang menyebabkan kerusakan sel saraf tanpa penyebab yang jelas. Sindrom ini ditemukan pada tahun 1916 oleh Georges Guillain, Jean-Alexandre Barré, dan André Strohl. Mereka menemukan sindrom ini pada dua tentara yang menderita keabnormalan peningkatan produksi protein cairan otak. Diagnosis SGB dapat dilakukan dengan menganalisa cairan otak dan electrodiagnostic. Indikasi terjadinya infeksi adalah kenaikan sel darah putih pada cairan otak. Sedangkan bila menggunakan electrodiagnostic, dapat melalui pemeriksaan konduksi sel saraf.

·         Guillain-Barre Syndrome ( GBS ) yaitu salah satu penyakit demyelinating saraf (Nolte 1999) yang juga merupakan salah satu polineuropati.
·         Merupakan kumpulan gejala gangguan pada saraf spinalis dan saraf cranialis
·         Paralisis pada bagian ascenden atau paralisis landry
·         Penyebab belum diketahui, umumnya terjadi paska infeksi virus (pernafasan dan saluran cerna)
·         Terjadi proses autoimmune dengan respon inflamasi pada radiks dan saraf tepi (poliradikulopati dan polineuropati)
·         Terjadi AIDP (Acute Inflamatory Demyelinating Poliradiculopathy)
·         Umumnya didahului dengan gangguan respirasi dan gangguan gastrostinal setelah 30 hari.
·         Defisiensi Motorik dan Sensorik
·         Prevalensi  à diumpai 1 hingga 2 kasus per 100 ribu orang
·         Dapat terjadi pada semua kelompok usia
·         Frekuensi tertinggi pada dewasa muda
·         Laki-laki > Perempuan
·         Kulit putih > kulit hitam

Gejala Klinis
·         Sulit dideteksi pada awal kejadian
1.      Gejala berupa flu, demam, headache, pegal dan 10 hari kemudian muncul gejala lemah.
2.      Selang 1-4 minggu, sering muncul gejala berupa :
        Paraestasia (rasa baal, kesemutan)
        Otot-otot lemas (pada tungkai, tubuh dan wajah)
        Saraf-saraf cranialis sering terjadi patologi, shg  ganguan gerak bola mata, mimik wajah, bicara, dll
·         Gangguan pernafasan (kesulitan inspirasi)
·         Ganggua saraf-saraf otonom (simpatis dan para simpatis) :
        Gangguan frekuensi jantung
        Ganggua irama jantung
        Gangguan tekanan darah
·         Gangguan proprioseptive dan persepsi thd tubuh
·         Diikuti rasa nyeri pada bagian punggung dan daerah lainnya.

Patofisiologi
·         Gangguan sistem saraf perifer yang terjadi di selubung milin sel schawn.
·         Terjadi proses demielinisasi yang ditandai dengan gejala paralisis atau parese otot mendadak.
·         Kerusakan axon dapat terjadi
·         Kerusakan axon dan demielinisasi terjadi karena proses inflamasi.
·         Radikal bebas dan protease yang dihasilkan oleh macrofage saat masuk ke selubung mielin.
·         Autoimmun terjadi karena anti bodi yang bersirkulasi masuk dan mengikat antigen dan menempel diatas selubung meilin dan mengaktifkan makrofag
·         Inflamasi selubung meilin mengakibatkan hantaran impuls terhmbat atau terputus.
·         Umumnya yang terkena pada bagian Anterior nerve root akan tetapi bagian posterior juga dapat terganggu
·         Umumnya selubung meilin yang terserang dimulai dari saraf perifer yang paling rendah dan terus ke level yang diatasnya.
·         Gejala-gejala GBS menghilang setelah serangan autoimmun berhenti.
·         Kerusakan pada sel body akan mengakibatkn gangguan yang bersifat permanen.
·         Gangguan berupa sensorik dan motorik serta gangguan respirasi akibat defisit saraf otonom.
·         Gangguan pada aspek muskuloskeletal
        Menurunnya kekuatan otot dari gengguan konduktifitas saraf
·         Kardiopulmonal
        Menurunnya fungsi otot-otot intercostalis, diafragma sehingga ekspansi thoraks menurun.
        Menurunnya kapasitas vital paru
        Ventilasi menurun
·         Saraf Otonom
        Gangguan dapat mencapai n. vagus seingga terjadi gangguan parasimpatis
        Meninggkatnya tekanan darah
        Keringat berlebihan
·         Sensorik
Gangguan sensasi (baal, kesemutan, nyeri dll)

Pemeriksaan FT
Anamnesis
        Keluhan utama pasien
·         Rasa lemas seluruh badan dan disertai adanya rasa nyeri
·         Paraestasia jari kaki s/d tungkai
·         Progresive weakness > 1 Ekstremitas
·         Hilangnya refleks tendon
        Pendukung
·         Weakness berkembang cepat dalam 4 minggu
·         Gangguan sensory Ringan
·         Wajah nampak lelah meliputi otot-otot bibir terkesan bengkak
·         Tachicardi, cardiac arytmia, Tekanan Darah labil
·         Tidak ada demam
Inspeksi
        Tampak kelelahan pada wajah
        Otot-otot bibir terkesan bengkak
        Kemungkinan adanya atropi
        Kemungkinan adanya tropic change
Palpasi
        Nyeri tekan pada otot
Auskultasi
        Breathsound terdengar cepat
Vital Sign
        Blood Preasure
·         Labil (selalu berubah-ubah)
        Heart Rate
·         Tachicardy
·         Cardiac arythmia
        Respiratory Rate
·         Hyperventilasi

Pemeriksaan Fungsi Gerak  Dasar
1.     Aktif
·         Kekuatan otot
2.     Pasif
·         Lingkup Gerak Sendi, endfeel
3.     Tes Isometrik Melawan Tahanan
·         Pada ketiga tes tersebut dominan menunjukkan adanya kelemahan.
·         Gangguan sendi dimungkinkan pada kasus yang telah lama

Pemeriksaan Khusus
1.      Kekuatan Otot
·         MMT
2.      Vital Capacity (Spirometry)
3.      Sensorik
·         Dermatom Test
·         Myotom Test
4.      Mobilitas Thorax
·         Mid line lingkar thorax
5.      Tendon refleks
6.      Lingkar otot
·         Mid line lingkar otot
7.      ROM
·         ROM Test (Goniometer)
8.      Fungsional
·         ADL
·         IADL
9.      Laboratorium
·         Lumbar punksi
·         Cairan cerebrospinal dijumpai peningkatan protein, berisi 10 atau sedikit mononuclear leukosit/mm3
10.  Electro Diagnostik (EMG)
·         Kecepatan hantar saraf melemah

Prinsip Penanganan
·         Pemeliharaan sistem pernapasan
·         Mencegah kontraktur
·         Pemeliharaan ROM
·         Pemeliharaan otot-otot besar yng denervated
·         Re-edukasi otot
·         Dilakukan sedini mungkin :
        Deep breathing Exercise
        Mobilisasi ROM
        Monitor Kekuatan Otot hingga latihan ktif dapat dimulai
        Change position untuk mencegah terjadinya decubitus
·         Gerak pasif general ekstermitas sebatas toleransi nyeri untuk mencegah kontraktur
·         Gentle massage untuk memperlancar sirkulasi darah
·         Edukasi terhadap keluarga

Prognosis
ü  Umumnya sembuh
ü  20 % menyisakan deficit neurologik
ü  >1th 67% sembuh yang komplit
ü  20 % menyisakan disability
ü  >2 th 8% tdk dpt sembuh

STROKE


Apa Itu Stroke ??

Menurut World Health Organization (WHO,1995) stroke didefinisikan sebagai gangguan fungsional otak yang terjadi secara mendadak dengan tanda dan gejala klinis baik fokal maupun global yang berlangsung lebih dari 24 jam, atau yang menimbulkan kematian, yang semata-mata disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak.
            Stroke adalah penyebab kamatian kedua di Indonesia dan penyebab utama kecacatan di dunia. Cukup banyak orang Indonesia dirawat di rumah sakit karena Stroke dan komplikasinya. Biasanya Stroke menyerang orang yang berusia diatas 50 tahun tetapi pada kenyataannya banyak menyerang orang di usia muda bahkan di usia kurang dari 30 tahun.
Stroke menimbulkan dampak yang sangat besar dari segi ekonomi karena biaya pengobatan dan perawatan yang sangat tinggi. Disamping itu Stroke juga menimbulkan dampak sosial sebagai akibat dari gejala sisa stroke, sehingga penderita tak lagi bisa bekerja seperti sedia kala, hal ini sering menjadi beban keluarganya dan masyarakat karena tidak produktif lagi.


            Jadi dari definisi di atas ada 4 hal penting yang harus digaris bawahi mengenai stroke yakni :
·         Adanya gangguan fungsi dari otak
·         Terjadi secara mendadak
·         Ada gejala klinis (tanda-tanda), berlangsung lebih dari 24 jam
·         Penyebab adalah adanya gangguan peredaran darah otak.
Lalu siapa sajakah yang berisiko terkena stroke? Dan mengapa?
            Pada prinsipnya, faktor-faktor risiko dari kejadian stroke dibedakan menjadi 2 kategori besar yakni :
1. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi
Usia : Dari berbagai penelitian, diketahui bahwa semakin tua usia, semakin besar pula risiko terkena stroke. Hal ini berkaitan dengan adanya proses degenerasi (penuan) yang terjadi secara alamiah dan pada umumnya pada orang lanjut usia, pembuluh darahnya lebih kaku oleh sebab adanya plak (atherosklerosis).
Jenis kelamin : Laki-laki memiliki risiko lebih besar untuk terkena stroke dibandingkan dengan perempuan. Hal ini mungkin terkait bahwa laki-laki cenderung merekok. Dan rokok itu sendiri ternyata dapat merusak lapisan dari pembuluh darah tubuh. Maka waspadalah!
Herediter : Hal ini terkait dengan riwayat stroke pada keluarga. Orang dengan riwayat stroke pada kelurga, memiliki risiko yang lebih besar untuk terkena stroke dibandingkan dengan orang tanpa riwayat stroke pada keluarganya.
Ras/ Etnik : Dari berbagai penelitian diyemukan bahwa ras kulit putih memiliki peluang lebih besar untuk terkena stroke dibandingkan dengan ras kulit hitam.
2. Faktor yang dapat dimodifikasi
Hipertensi (darah tinggi) : Orang-orang yang tekanan darahnya tinggi memiliki peluang besar untuk mengalami stroke. Bahkan hipertensi merupakan penyebab terbesar (etiologi) dari kejadian stroke itu sendiri. Hal ini disebabkan karena pada kasus hipertensi, dapat terjadi gangguan aliran darah tubuh dimana diameter pembuluh darah pada nantinya akan mengecil (vasokontriksi) sehingga darah yang mengalir ke otak pun akan berkurang. Dengan pengurangan aliran darah otak (ADO) maka otak akan akan kekurangan suplai oksigen dan juga glukosa (hipoksia), karena suplai berkurang secara terus menerus, maka jaringan otak lama-lama akan mengalami kematian.
Penyakit Jantung : Adanya penyakit jantung seperti penyakit jantung koroner, infak miokard (kematian otot jantung) juga merupakan faktor terbesar terjadinya stroke. Seperti kita ketahui, bahwa sentral dari aliran darah di tubuh terletak dijantung. Bilamana pusat mengaturan aliran darahnya mengalami kerusakan, maka aliran darah tubuh pun akan mengalami gangguan. Termasuk aliran darah yang menuju ke otak. Karena adanya gangguan aliran, jaringan otak pun dapat mengalami kematian secara mendadak ataupun bertahap.
Diabeter Melitus : Diabetes melitus (DM) atau disebut juga sebagai kencing manis, memiliki risiko untuk mengalami stroke. Hal ini terkait dengan pembuluh darah penderita DM yang umumnya menjadi lebih kaku (tidak lentur). Adanya peningkatan ataupun penurunan kadar glukosa darah secara tiba-tiba juga dapat menyebabkan kematian jaringan otak.
Hiperkolesterolemia : Hiper = kelebihan. Hiperkolesterolemia merupakan keadaan dimana kadar kolesterol didalam darah berlebih. Kolesterol yang berlebih terutama jenis LDL akan mengakibatkan terbentuknya plak/kerak pada pembuluh darah, yang lama-lama akan semakin banyak dan menumpuk sehingga lama-lama akan mengganggu aliran darah.
Obesitas : Kegemukan juga merupakan salah satu faktor risiko terjadinya stroke. Hal tersebut terkait dengan tingginya kadar lemak dan kolesterol dalam darah pada orang dengan obesitas, dimana biasanya kadar LDL (lemak jahat) lebih tinggi dibandingkan dengan kadar HDLnya (lemak baik/menguntungkan).
Merokok : Dari penelitian didapatkan, bahwa orang-orang yang merokok ternyata memiliki kadar fibrinogen darah yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak merokok. Peningkatan kadar fibrinogen ini dapat mempermudah terjadinya penebalan pembuluh darah sehingga pembuluh darah menjadi sempit dan kaku dengan demikian dapat menyebabtkan gangguan aliran darah.

Tanda Dan Gejala ??

Stroke dapat dibedakan menjadi dua  tipe yang disebabkan oleh ischemik dan hemoragik. Pada stroke iskemik, aliran darah ke otak terhenti karena aterosklerotik atau bekuan darah yang telah menyumbat suatu pembuluh darah, melaui proses aterosklerosis. Pada stroke pendarahan (hemoragik), pembuluh darah pecah sehingga aliran darah menjadi tidak normal, dan darah yang keluar merembes masuk ke dalam suatu daerah di otak dan merusaknya.
Secara detil gejala dan tanda stroke adalah:
  • Adanya serangan defisit neurologis fokal, berupa Kelemahan atau kelumpuhan lengan atau tungkai atau salah satu sisi tubuh
  • Hilangnya rasa atau adanya sensasi abnormal pada lengan atau tungkai atau salah satu sisi tubuh. Baal atau mati rasa sebelah badan, terasa kesemutan, terasa seperti terkena cabai, rasa terbakar
  • Mulut, lidah mencong bila diluruskan
  • Gangguan menelan : sulit menelan, minum suka keselek
  • Bicara tidak jelas (rero), sulit berbahasa, kata yang diucapkan tidak sesuai keinginan atau gangguan bicara berupa pelo, sengau, ngaco, dan kata-katanya tidak dapat dimengerti atau tidak dipahami (afasia). Bicara tidak lancar, hanya sepatah-sepatah kata yang terucap
  • Sulit memikirkan atau mengucapkan kata-kata yang tepat
  • Tidak memahami pembicaraan orang lain
  • Tidak mampu membaca dan menulis, dan tidak memahami tulisan
  • Tidak dapat berhitung, kepandaian menurun
  • Tidak mampu mengenali bagian dari tubuh
  • Hilangnya kendalian terhadap kandung kemih, kencing yang tidak disadari
  • Berjalan menjadi sulit, langkahnya kecil-kecil
  • Menjadi pelupa ( dimensia)
  • Vertigo ( pusing, puyeng ), atau perasan berputar yang menetap saat tidak beraktifitas
  • Awal terjadinya penyakit (Onset) cepat, mendadak dan biasanya terjadi pada saat beristirahat atau bangun tidur
  • Hilangnya penglihatan, berupa penglihatan terganggu, sebagian lapang pandangan tidak terlihat, gangguan pandangan tanpa rasa nyeri, penglihatan gelap atau ganda sesaat
  • Kelopak mata sulit dibuka atau dalam keadaan terjatuh
  • Pendengaran hilang atau gangguan pendengaran, berupa tuli satu telinga atau pendengaran berkurang
  • Menjadi lebih sensitif: menjadi mudah menangis atau tertawa
  • Kebanyakan tidur atau selalu ingin tidur
  • Kehilangan keseimbangan, gerakan tubuh tidak terkoordinasi dengan baik, sempoyongan, atau terjatuh
  • Gangguan kesadaran, pingsan sampai tidak sadarkan diri


LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...